Erniati

Tinggal di Simpang Empat Kab.Pasaman Barat, Sumatera Barat. Mengajar Mapel IPA, MTsN 4 Pasaman Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pesan Ayah

Pesan Ayah

Pesan Ayah

#Tantangangurusianahari79

#Mediaguruindonesia

Demam yang melanda membuatku tak bisa mengikuti kuliah hari ini. Rasa nyeri dan pusing serta badan yang panas, tak mampu untuk beranjak dari tempat tidur.

“ Aduh kepalaku pusing, bagaimana ini? Ibu…Bu…aku tak kuat.” Aku hanya bisa merintih dalam diam.

Teman sekamarku Vivi mencoba memberi obat, ia memang teman baik. Ia selalu ada untukku. Hidup tinggal di kost jauh dari orang tua, menjadikan kami begitu dekat seperti saudara.

” Han, kamu harus kuat ya? Kamu pasti akan sembuh, jangan lupa untuk selalu beristigfar.” Lanjut Vivi menghiburku.Sejak aku masuk kuliah, aku hidup terpisah dari keluarga.

*********“Ayah … Yah … jangan tinggalkan Hanna, Yah..!

Vivi membangunkan ku, aku tersentak, suhu badanku cukup tinggi. Ayah datang dalam mimpiku. Sejak Ayah meninggal, ini pertama kali Ayah datang dalam mimpiku. Malam ini rasa rindu ku lepas setelah bertemu ayah. Walau hanya dalam mimpi. Vivi menceritakan kalau semalaman aku menggigau memanggil Ayah.

Aku termenung teringat mimpiku bersama Ayah. Aku berada pada suatu daerah padang pasir yang luas. Panas terik tak ada tempat berlindung. Aku merasakan panas yang amat sangat. Tubuh seperti terbakar. Aku berusaha minta pertolongan Ayah, namun Ayah tak bisa menolongku. Seolah-olah ada yang menghalangiku. Ayah seperti menyampaikan sesuatu, namun aku tak tahu apa yang disampaikan Ayah.

Beberapa saat kemudian, Ayah pergi meninggalkanku. Aku memanggil-manggil ayah, namun ayah tetap pergi. Hingga aku terbangun. Ku ceritakan semua yang ku alami di dalam mimpi itu.

” Apa makna mimpiku, Vi?”.“Ayah seperti menyampaikan suatu pesan, tapi aku tidak tahu.” Lanjutku.

********Pagi ini badanku mulai segar, aku ingin kekampus. Bus kota sudah menunggu digerbang menuju kampus.

“Stop … stop, Pak."Aku menghentikan bus yang sudah mendekati gedung jurusanku.. Sri sudah duduk di lobi ruang jurusan. Aku menemui Sri yang sibuk berbincang-bincang dengan teman yang lain.

“Sakit kamu, Han, maaf ya aku tak bisa datang. Seminggu kemaren aku pulang kampung. Ayah ku sakit.” Lanjut Sri.“Tak apa-apa, Sri, hari ini aku sudah sehat”. Kutarik tangan Sri menjauh dari teman-teman lain.

“Ada apa , Han?" tanya Sri

“Ada yang kuceritakan padamu, waktu aku sakit almarhum Ayah datang menemuiku. Beliau seperti mengisyaratkan suatu pesan padaku, tapi aku tak tahu arti mimpiku”.

*******

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Selain kuliah, aku juga mengikuti kegiatan ekstra dari kampus. Kegiatan keagamaan serta mengikuti forum Annisa.

Namun aku risih, di forum itu semua pesertanya berjilbab. Seorang akhwat mendekatiku, diperkirakan ia lebih tua dariku.

“ Adik, baru masuk forum ini ya?”Ia menyalamiku sambil memperkenalkan namanya.“Perkenalkan nama kakak, Nadia. Adik namanya siapa? Lanjut kak Nadia.

“Aku Hanna, Kak”. Aku agak kikuk, karena kak Nadia sangat baik dan ia seorang akhwat dengan jilbab dalam. Ia kelihatan anggun menggunakan hijabnya. Dalam diam aku berfikir, aku ingin seperti kak Nadia. Aku juga ingin menutup auratku, apa aku bisa?

“Sering-seringlah ikut forum ini, dek, bisa menambah ilmu agama kita.”Kakak tahu, adek merasa risih ya?, jangan takut kakak selalu ada untuk Hanna."

Aku senang kak Nadia orang baik yang dikirimkan Allah untukku. Di tengah kegalauanku, sejak mimpi bertemu ayah sampai sekarang aku belum mengetahui maknanya. Apakah kak Nadia bisa memaknai mimpiku. Aku merasa segan untuk menceritakannya. Apalagi aku baru saja mengenal kak Nadia.

Selesai melaksanakan salat berjama’ah bersama kak Nadia, aku mohon izin pulang ke kost. Aku tinggalkan kak Nadia yang sedang membaca ayat Allah. Ia memang wanita soleha, beruntungnya ia sudah mendapatkan hidayah Allah. Sedangkan aku ? Aku pandangi tubuhku yang dibalut oleh stelan jeans dan kaos melekat ketat, memperlihatkan bentuk tubuhku. Aku malu pada diri sendiri.

*******Pagi ini aku ingin sekali bertemu kak Nadia, aku ingin menyampaikan keinginanku serta menceritakan mimpiku. Ku masuki ruangan yang biasa digunakan untuk kegiatan forum annisa. Kak Nadia tak ku temui, aku kembali menyusuri koridor jurusan menuju mushalla. Wanita soleha itu sedang salat, mungkin ia salat dhuha.

Aku duduk di luar mushala menunggu kak Nadia selesai salat. Aku hempaskan tubuhku di tikar yang terbentang menuju pintu mushala. Angina segar sepoi-sepoi menerpa tubuhku. Lebih kurang sepuluh menit aku menunggu kak Nadia. Terdengar hentakan kakinya menuju pintu keluar mushalla. Kak Nadia menyambutku dengan senyuman khasnya. Lembut dan bersahaja.

“Kak, ada yang perlu kusampaikan. Sudah hampir setahun aku menyimpan mimpiku. Sudah kutanyakan sama teman yang lain perihal mimpiku tapi tidak ada satupun tahu maknanya.”

Aku mulai menceritakan apa yang aku alami didalam mimpi itu. Kak Nadia mendengarkan semua ceritaku, ia hanya tersenyum memandangku. Serta melirikku sambil bergurau,”Apa Hanna sudah siap mendengar penjelasan kakak?,” kak Nadia mulai menceritakan makna mimpiku.

“Menurut Kakak maksud mimpi Hanna kemaren, sebenarnya adalah peringatan yang diberikan Allah untuk Hanna, untuk menjaga diri dari siksa panasnya api neraka. Tidak ada yang bisa menolong kita selain diri kita sendiri. Ayah pun tidak bisa membantu kita. Selain amal yang kita buat selama di dunia. Mungkin pesan Ayah dalam mimpi kemaren bisa saja menyuruh Hanna untuk menutup aurat.”

Kak Nadia mengakhiri penjelasannya, ia memandangi ku penuh prihatin. Ia usap-usap tanganku dengan lembut, ia berusaha menenangkan fikiranku. Aku benar-benar kacau. Apa yang disampaikan kak Nadia hampir sama dengan apa yang aku fikirkan tentang mimpi itu.

“Kak, aku ingin hijrah mengikuti kakak, tolong ajari aku, Kak?” Aku mohon bimbinan kakak, agar aku bisa mengikuti pesan Ayah.”

“Apakah tekad Hanna sudah kuat, kakak tidak ingin Hanna main-main dalam menjalankan syari’at islam.“Kak Nadia mengingatkan.

“Baiklah,Kak.”

“Kalau begitu Hanna mohon izin Kak.”

********

“Sri, tadi aku sudah menyampaikan perihal mimpiku kepada kak Nadia.Ia sudah menjelaskan arti mimpi itu. Aku ingin memperbaiki diri, mungkin aku akan mengikuti pesan Ayah. Aku yakin pesan Ayah dalam itu untuk kebaikanku.”

“Aku mendukungmu, Han. Kau harus sepenuhnya menjalankannya, jangan sampai setengah hati. Berfikirlah dulu, minta petunjuk Allah. Bawalah salat istikarah, semoga Allah memberimu petunjuk.”

*******

Tengah malam aku tersentak, alarm handphone membangunkanku. Aku langsung kekamar mandi untuk berwudhu, aku lanjutkan salat istikarah. Dalam sujud aku bermohon kepada Allah untuk memberikan aku kekuatan dalam menjalankan perintahnya. Sejak malam itu aku sudah berjanji akan menggunakan hijab dalam setiap langkah kehidupanku. Semoga saja aku tetap istiqamah. Aamiin

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post